"Hand will of God"
Aku tak menginginkan keduanya. Aku tidak
menyukainya. Dan tentu saja tidak mengharapkannya. Karena semua orang tentunya
menginginkan cerita cinta yang sempurna dan penuh dengan keromantisan dan
kebahagiaan pastinya, Bukan cerita cinta yang penuh dengan berbagai tantangan,
penghianatan, perselingkuhan, atau adanya orang ketiga,keempat, kelima hingga
seterusnya.
Aku sering membaca novel-novel bergenre
romantis. Didalamnya penuh dengan cerita-cerita cinta yang sangat menarik serta
menyedihkan. Terkadang aku menjadi kesal sendiri ketika sang tokoh utama
menghianati pasangannya sendiri atau mungkin adanya orang ketiga. Aku merasa
orang-orang seperti itu sangat pantas untuk digantung atau dilaknat dari muka
bumi ini.
Tapi apakah itu semua pernah terjadi
didunia nyata? Dan jika benar itu terjadi, aku sangat mengapresiasi setiap
pasangan yang sanggup bertahan disaat berbagai cobaan datang silih berganti
mencoba untuk menggoyahkan hubungan antara mereka. Apalagi jika hubungan itu
telah berlangsung hingga sekian lamanya. Miris ketika melihat salah satu
pasangan menghianati pasangannya sendiri. Tetapi itu membuktikan bahwa sang
pasangan tak setia atau tak mencintainya dengan tulus seperti apa yang
diharapkan..Bila itu terjadi saranku segera tinggalkan dia dan mencoba untuk
mencari dan menjalin cinta baru dengan orang yang lebih tepat dan mencintaimu
dengan tulus.
***
Awan-awan itu terus-menerus bergerak seiring
dengan perputaran bumi pada porosnya. Yang semakin lama mereka semakin
menghitam dan itu berarti menandakan hujan akan segera turun. Sementara disudut
toko bunga terlihat seorang pemuda berseragam sekolah menengah atas tengah mencoba
memilih-milih bunga. Sedikit bingung tetapi akhirnya pilihannya jatuh pada
bunga Baby’s Breath. Bunga ini melambangkan kesucian, ketulusan, dan
kebahagiaan. Dan sering juga dilambangkan sebagai cinta sejati yang tak
berakhir. Dan sepertinya pemuda tadi tertarik untuk membelinya. Lambang-lambang
yang sangat diinginkan oleh setiap pasangan yang saling mencintai. Termasuk
dirinya sendiri.
‘’Saya
mau bunga itu pak’’ Pemuda itu melirik kearah sang pedagang bunga kemudian
kembali memandang bunga Baby’s Breath yang menurutnya sangat indah, seindah
orang yang akan menerimanya.
Penjual bunga itu tersenyum ketika
mengetahui pilihan pemuda itu. ‘’Ohh, Cinta sejati yang tak berakhir rupanya,
He?’’ Komentarnya. Pemuda itu tersenyum mendengar komentar dari pedagang
tersebut. Semua orang tahu makna dari bunga Baby’s Breath. Dan dia begitu
mengharapkan kisah cintanya sama dengan arti dari bunga itu. Cinta sejati yang
tak pernah berakhir.
Kita tahu bahwa setiap penjual harus
mengetahui setiap seluk beluk barang-barang yang dijualnya termasuk bunga.
Mereka harus mengetahui arti dan makna yang terkandung dalam setiap
bunga-bunganya. Dan bunga Baby’s Breath merupakan bunga yang cukup terkenal. Penjual
bunga itu mengambilkannya. Dan setelah membayar sebuket bunga itu dia segera
keluar dari toko dan pergi menuju motornya yang terparkir di seberang jalan.
Tetapi
langkahnya terhenti ketika berada didepan pintu toko tadi. ‘’Gerimis? Oh Ya Tuhan!’’
Desisnya dalam hati. Ibukota hari ini sedang diguyur hujan. Dan entah apa yang
terjadi diatas saja, sehingga hujan yang tadinya gerimis menjadi semakin deras
dan semakin deras.’’ Tadinya kupikir tak akan turun hujan sehingga aku tak
membawa mantel! Arghhh…’’ Dan dirinya menyesal karena telah mengeluarkan dugaan
atau terkaan bodoh semacam itu, Yang ternyata dugaannya telah salah 100%. Hujan
ini mempersulit rencananya. ‘’Oh Tuhan… Apa yang harus kulakukan? Usahaku akan
sia-sia begitu saja’’ Dia mencoba untuk berdoa dan berharap Tuhan
mengabulkannya. Dia hanya meminta pada Tuhan agar menghentikan hujan ini
sesegera mungkin. Dan entah untuk keberapa kalinya dia berdoa dan memohon
tetapi tak dijabah. Sungguh miris sekali, padahal tadinya dia mempunyai suatu
misi khusus untuk membahagiakan seseorang.
Dan tak ada pilihan lain selain mencoba
untuk menerobos hujan lebat itu. Baru selangkah maju, dirinya sudah basah
total. Itu membuktikan bahwa hujan ini tidak main-main kepada bumi pertiwi. Bahkan
bunga Baby’s Breath yang tadinya sangat segar kini melayu akibat guyuran hujan
yang sedemikian keras. Buket dan pitanya terlihat memberat akibat
tetesan-tetesan air yang tertampung didalamnya sehingga Buket bunga yang
tadinya begitu indah dan menawan kini semakin tak berbentuk. Jarak dari toko
bunga ke parkiran lumayan jauh sekitar 20 meter sehingga membutuhkan usaha yang
cukup untuk bisa melindungi buket bunga itu. Karena memang dia lebih
mementingkan bunga itu dari pada dirinya sendiri, terdengar konyol tetapi
itulah yang terjadi.
Setelah sampai diparkiran dia dengan
gerakan cepat dan asal mencoba merogoh kunci motornya dengan tergesa-gesa
seperti orang yang sedang dikejar-kejar hantu tetapi sepertinya Depkolektor dan
Penagih hutan jauh lebih mendramatisir bagiku. Dan tentu saja itu semua tidak
benar karena dirinya hanya sedang diburu waktu. Terlambat satu jam untuk
menghadiri suatu momen khusus dan penting. Dan setelah dirinya mendapatkan apa
yang diinginkan dia segera melesat
membela lautan hujan yang begitu erotis. Bahkan dia merasa kini kulitnya
seperti ditusuk-tusuk jarum saking derasnya hujan itu di tambah lagi dengan
kecepatan laju motornya. Dia mengendarai motor itu dengan menggila seperti
orang kesetanan. Dirinya tidak sempat memakai helmet, bahkan aku ragu jika
dalam perjalanan dia akan selamat. Karena jelas adanya semua itu tidak memenuhi
standar keselamatan berkendara. Tapi siapa peduli itu.
***
Ketika memarkirkan motor pemuda itu tetap
saja tergesa-gesa. Terkesan semberono dan tidak sabaran. Dan yang lebih
parahnya lagi ketika dirinya memarkirkan motor dirinya hanya mematikan mesin
motornya dan meninggalkan begitu saja tanpa mengambil kunci motornya sendiri.
Berlari memutari danau yang dia singgahi tadi, entah apa yang sedang dia cari,
tetapi itu semua memberi gambaran raut cemas pada wajah tampannya. Sedikit ada
keputusasaan dalam dirinya. Menyesalinya? Tentu saja dia tadi mempunyai janji
dengan sang kekasih ketika bel pulang sekolah telah berbunyi. Dan taman yang
berdekatan dengan danau, tempat favorit mereka berdua menghabiskan waktu
bersama kini dijadikan tempat untuk merayakan suatu momen spesial.
Hari ini bertepatan dengan anniversary
mereka yang kedua tahun. Dan selama itu juga mereka berdua menghabiskan waktu
bersama tanpa rasa bosan dan rintangan atau halangan didalam kisah cinta
mereka. Dia setengah meringis ketika mengingat kebersamaan mereka. Dan
sekarang, ketika dirinya sampai ditempat ini dia tak menemukan kekasihnya. ‘’Kekasih
macam apa aku ini?!’’ Teriaknya.
‘’Iq,
iq, iqbaal …?’’ Suara lembut dibelakangkan memanggilnya, dan dia baru sadar dan
menyadari keberadaannya.
Dengan secepat kilat dia menoleh. Dan
betapa sedihnya dia ketika melihat kondisi sang kekasih tercinta yang yang
begitu memprihatinkan, dia kedinginan. Gadis itu mencoba memeluk dirinya
sendiri. Keadaannya begitu mengkhawatirkan saat ini. Seluruh badannya basah
kuyup dan dia menggigil. Bahkan bibir ranum yang setiap hari memberi senyum dan
tawa pada dirinya setiap saat kini menjadi memutih akibat kedinginan. Bunga
Baby’s Breath yang tadinya ingin diberikan kepadanya kini jatuh dengan lolos
melalui jari-jemarinya. ‘’Lupakan bunga itu orang di depanmu lebih penting!’’
Bisikan Malaikat memenuhi gendang telinganya. Dan dia kembali tersadar dari
pemandangan erotis itu, dan berlari menuju gadis itu.
‘’(namakamu)? Kau kah itu?’’ Setelah sampai di
hadapan kekasihnya yang ternyata bernama(namakamu). Dan dirinya sendiri yang
bernama Iqbaal, lebih tepatnya Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan. Bisa diketahui dari
name tag yang melekat pada bagian dada kanannya.
‘’Kenapa kau tak pulang kerumah? Ibumu dari
tadi menelpon. Dan kupukir kau ini sudah pulang ternyata tidak’’ Ada rasa tidak
suka sekaligus rasa panik ketika mengetahui kenyataan bahwa (namakamu) belum
pulang dari tadi.
‘’Ak.. Ak.. Aku ha.. ha.. hanya ingin menunggumu
dan merayakan hari spesial kita bersama’’ Papar (namakamu) meskipun tengah
dalam keadaan kedinginan dirinya tetap mencoba tenang dan tersenyum.
Iqbaal menatap senduh wajah cantik (namakamu).
Bulir-bulir hujan meluncur dengan indahnya melalui tulang pipi tirus kemudian
melewati dan dagu dan terakhir tetampung didalam serat-serat seragam
sekolahnya.
‘’Ayo kita pulang sekarang’’ Iqbaal mengajaknya
untuk pulang. Bagaimanapun juga semua ini salah Iqbaal. Dia yang terlambat
sehingga menyebabkan (namakamu) menjadi seperti saat ini. iqbaal tahu (namakamu)
sudah menjadi tanggung jawabnya semenjak Dia dan (namakamu) berpacaran. Dan
apapun yang terjadi pada (namakamu) dia harus tetap menjaga dan melindunginya
meski dalam keadaan apapun.
Baru seminggu yang lalu ketika hubungan
mereka yang resmi terikat satu sama lain. Keluarga (namakamu) yang melihat kegigihan
Iqbaal yang begitu serius dengan putri semata wayang mereka. Hingga pihak dari
kedua keluarga mereka merestuinya dan (namakamu) untuk bersatu dan menyetujui
itu semua dengan sebuah Pertunangan.
(namakamu) menggeleng. Iqbaal tahu bahwa
gadisnya ini memiliki pribadi yang sangat keras kepala. Meskipun kalian
menbujuknya ratusan atau bahkan ribuan kali (namakamu) tetap pada pendiriannya.
Tak akan bisa diganggu gugat. (namakamu) memegang prinsip sekali A tetap A dan
sekali B tetap B. Tetapi itu semualah yang disukai oleh Iqbaal, yang berarti
bahwa (namakamu) tidak akan pernah berpaling darinya sehingga cintanya bisa
bertahan hingga saat ini.
Iqbaal memeluk erat tubuh rapuh itu.
Mencoba untuk menghangatkannya dengan caranya sendiri. Walaupun dia tahu itu
semua tidak akan berhasil tetapi setidaknya dia sudah mencoba dan berjuang
untuk menghangatkannya. Haruskah dia tetap tinggal dan mengijinkan (namakamu) untuk
tetap disini? Tetapi bagaimana jika dia sakit? Batinnya berkecamuk antara
mengikuti ego dari (namakamu) atau mengikuti kewajibannya untuk tetap menjaga (namakamu)
. Dan Hipotermia menjadi kecemasan sebenarnya dalam dirinya. (namakamu) yang semakin
lama semakin mempererat pelukannya pada diri Iqbaal, kekasihnya. Seperti tak
ingin ditinggalkan dan akan ada sebuah perpisahan diantara mereka.
‘’Kau tahu iqbaal kenapa aku begitu menyukai
hujan?’’ Pertanyaaan yang dilontarkan (namakamu), tetapi hanya dibalas iqbaal dengan
gelengan kepala yang berarti dia sama sekali tidak tahu apa-apa.
‘’Hujan
itu dapat kembali, meskipun dia tahu bahwa jatuh berkali-kali itu menyakitkan’’
Dan salah satu keistimewaaan dari (namakamu) adalah dia pandai merangkai sebuah
kata-kata mutiara yang mampu menyejukkan hati setiap orang yang mendengarnya. Iqbaal
menaikkan sebelah alisnya.
‘’Tetapi
bukankah hujan memang ditakdirkan untuk jatuh dan itu semua ada alasan dan
hikmahnya juga bukan? Karena hujan itu sendiri memang memilihki misi khusus
yang mulia, yaitu untuk memberi kehidupan pada dunia ini’’ Saat (namakamu)
mengeluarkan quotesnya maka dengan cepat Iqbaal akan langsung mengomentarinya
dengan realita sebenarnya bukan asumsi seperti yang (namakamu) rangkai.
(Namakamu)
menggeleng sembari tersenyum simpul
‘’Itu memang benar, tetapi hujan juga pasti memiliki perasaan’’ Selalu saja
setiap hal yang sedang dibahas entah itu apa pasti akan dihubungkan (namakamu)dengan
perasaan. Padahal yang dikatakannya sudah benar. Iqbaal selalu mengalah dan
menyetujui setiap ucapan (namakamu) karena menurutnya dia bak malaikat dalam kehidupannya
dan malaikat tak dapat ditentang.
‘’Baiklah
terserah padamu Dear...’’ Iqbaal akhirnya mengalah. (namakamu) kembali
berpikir.
‘’Dan kau tahu aku juga menyukai hujan karena
mereka membawa dua perasaan yang saling bertolak belakang satu sama lain, yakni
Kebahagiaan dan Kesedihan. Menurutmu itu Karena apa?’’ (namakamu) kembali
bertanya. Tetapi pertanyaannya berbeda dan lebih berbelit-belit.
‘’Tergantung mood atau perasaan saja mungkin’’
Jawabnya dengan padat, singkat, dan jelas.
‘’Kau
benar sekali!’’ Gadis ini bersorak gembira. Mencoba untuk bertepuk tangan
karena wujud apresiasi darinya. (namakamu) memang tipikel orang yang suka heboh
sendiri.
‘’Aku ingin sekali memiliki kisah cinta
seperti Habibie dan Ainun, Cinta sejati. Itulah kesan romantis yang melekat
pada diri keduanya. Meskipun kita tahu bahwa saat ini ibu ainun telah bahagia
diatas surga sana’’ Pernyataan (namakamu) , dia juga menunjuk langit sebagai
wujud argumennya.
‘’Apalagi kisah cinta seperti pada makna bunga
Baby’s Breath, bunga favoritku’’ Senyuman dan raut bahagia tak dapat
dihilangkan dari garis wajah menawannya. Iqbaal tersenyum melihatnya. ‘’Indah sekali ciptaanmu
ini tuhan’’ Rongga hatinya seperti berbunga-bunga ketika berbisik pada hatinya
sendiri dan tentu tanpa sepengetahuan (namakamu) , tentunya.
‘’Kuharap kau tak akan pernah melupakanku
meskipun aku telah tiada’’ Kerutan di dahi iqbaal semakin lama semakin mendalam. ‘’Apa maksud
ucapan (namakamu)? Seperti orang ingin berpisah saja’’ pikirnya dalam hati.
‘’Aku
mencintaimu untuk kemarin, hari ini, esok dan selamanya’’
‘’For A thousand Years Dear. No, but forever’’
Alif menyambung dan meralat pernyataan janji suci versi mereka sendiri dengan
bahasa inggris.
‘’You promise? OK mana bunga pesananku?’’
Tagihnya, (namakamu) dari tadi sebenarnya mencari-cari benda itu ditangan iqbaal tetapi tak menemukannya.
‘’Oh ya! Aku lupa, tunggu sebentar disini ya’’Iqbaal
meninggalkan (namakamu) seorang diri di bangku taman yang langsung menyugukan
pemandangan indah dihadapannya, Danau.
***
Iqbaal mencoba mengingat-ngingat dimana dia tadi
menjatuhkan bunga itu. Dari kemarin (namakamu) sendiri memang yang memohon-mohon meminta
untuk dibelikan bunga Baby’s Breath, dan untungnya dia menemukannya. Bunga itu
jarang dijadikan sebuket Bunga penuh karena memang bunga itu biasanya hanya
dijadikan pemanis dalam berbagai buket-buket bunga. Dan itupun Iqbaal menemukannya
di pinggiran ibukota, cukup jauh jarak yang ditempuh olehnya untuk sampai
kesana.
Dia menetap sekeliling mencoba untuk
menemukannya. Cukup frustasi saat tidak melihatnya, Alif menarik-narik rambut
cepaknya sendiri. Tetapi ketika pandangannya teralihkan pada pohon Trambesi
yang menjulang tinggi jauh, Dia melihat bunga itu berada dibawanya. Batinnya
bersorak dan dengan tenaga yang masih tersisa dia berlari menghampiri bunga
itu. Walaupun keadaan buket dan bunga itu cukup memprihatinkan dia tetap mengambilnya,
dan setelah menemukannya dia segera kembali ketempat (namakamu).
***
‘’(namakamu)?’’ Teriaknya ketika tak menemukan
keberadaan(namakamu). ‘’(namakamu) kamu dimana? Jangan bercanda! Aku sedang
tidak ingin bermain-main’’ Iqbaal menatap sekeliling mencoba mencari (namakamu).
‘’Ayolah aku menyerah! Kau yang menang, jadi
keluarlah sekarang juga’’ Tak ada jawaban, hanya suara percikan air hujan yang
berasal dari atas ranting pohon. Hujan telah reda beberapa saat lalu ‘’Jika kau
tak keluar sekarang juga maka aku akan menggelitikmu’’ Ancam Iqbaal, dengan
ancamannya yang terdengar begitu konyol.
Baik
sekarang Iqbaal mulai murka. Dia menahan amarahnya, pasalnya sudah 20 menit dia
mencoba mencari dan membujuknya agar mau keluar dari tempat persembunyiannya.
Dan selama itu pula (namakamu) tak menampakkan batang hidungnya. Dari dulu (namakamu)
memang menyukai permainan petak umpet, dan dia senang memainkannya bersama
Iqbaal.
‘’Drtt…Drrt.. Drttt’’ Ponsel pada sakunya
bergetar. Dan Layar LED ponselnya tertera sebutan yang cukup familiar baginya
‘Ibu(namakamu)’. Memang sedari tadi ketika dia berada ditoko Ibu (namakamu) terus
menerus menghubunginya, mungkin ingin menanyakan keberadaan (namakamu) itulah
terkaan yang ada dipikirannya. Tetapi apa boleh buat dia tak sempat untuk
menjawabnya.
‘’Iya, Hallo Ibu. Ada apa?’’ Itulah sapaan hangat
yang pertama kali dia lontarkan pada calon ibu mertuanya.
‘’Nak Iq,,baal’’ Lirih wanita paruh baya itu
terpotong, terdengar seperti menahan tangis yang sebentar lagi akan pecah.
Iqbaal bertanya-tanya mengapa ibu (namakamu) menangis?
Apa yang terjadi? kini bingung. ‘’Ada apa ibu? Tolong beritahukan Iqbaal apa
yang terjadi sebenarnya?’’
‘’(namakamu)… Hikss…’’ Tangis darinyapun pecah
begitu saja ketika mengucapkan nama anaknya sendiri. Iqbaal mendengarnya dan
sekarang Iqbaal dilanda rasa kekhawatiran penuh.
‘’Kenapa dengan (namakamu) ibu? Kenapa?’’ Rasa
kekhawatirannya tak dapat dibendung lagi.
‘’Dia meninggal’’ Pernyataan yang mampu
membuat Iqbaal mati rasa sendiri.’’Ibu bercanda bukan? Tidak mungkin!’’ Itu
semua tidak benar, karena dari tadi dirinya bersama (namakamu) disini. Akhirnya
ponsel yang tadinya digenggam olehnya jatuh dengan bejatnya, Sementara suara
ibu (namakamu) masih memanggil-manggil didalam sana. Iqbaal berlari begitu saja
meninggalkan Ponsel dan sambungan telpon yang belum terputus. Mencoba
meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini semua hanya mimpi. Tetapi kenapa terasa
begitu nyata? Bodoh! Ini semua memang nyata Bung! Tanpa memikirkan seluruh
orang-orang disekitarnya yang menatap bingung dirinya, dia tetap berlari menuju
motornya.
***
~Jum’at, 31 Oktober 2014~
Berbagai macam bunga segar bertaburan diatas
makam yanga masih baru itu. Tanahnya masih basah akibat guyuran hujan dan diantara
bunga-bunga itu terdapat kelopak bunga mawar dan tentu saja buket bunga Baby’s
Breath yang cukup besar dan banyak memenuhinya. Makam(namakamu), kekasih hati
Iqbaal. Pemuda itu terlihat menatap nanar kuburan baru itu, kuburan yang
didalamnya bersemayam kekasih hatinya. Iqbaal tak habis pikir bagaimana bisa (namakamu)
meninggal padahal kemarin sore dia dan dirinya masih sempat bersama. Dan yang
lebih anehnya lagi menurut pembicaraan Ayah (namakamu) sendiri yang berkata
bahwa (namakamu) meninggal tepat pukul 2 siang akibat penyakit yang dideritanya
sendiri, Kanker otak, kanker yang merupakan penyakit yang cukup ganas.
Sementara dia dan (namakamu) merayakan Anniversary mereka tepat pukul 4 sore,
mungkinkah itu arwah (namakamu) yang ingin mengucapkan selamat tinggal? Oh Ya
Tuhan.
Dan menurut bapak Widjayanto selaku Ayah (namakamu)
sendiri, (namakamu) telah mengidap penyakit itu sekian lama tetapi dia
menyembunyikannya. Dan kemarin itu merupakan stadium akhir, dan penyebabnya
adalah tubuh lemah milik Nadya yang sudah tidak mampu lagi untuk menahan segala
cobaan dan derita itu. Dan mungkin memang sudah waktunya dia dipanggil untuk
kembali kepangkuan sang Maha Kuasa.
Kenyataan sebenarnya tak dapat diterima
oleh dirinya sendiri. Kekasih yang amat dicintainya pergi meninggalkannya untuk
selama-lamanya.
***
~Sabtu, 1 November 2014~
Hallo, Sayang…
Mungkin
ketika kamu membaca suratku ini aku telah berada diatas surga sana. Maaf karena
selama ini aku tidak pernah memberitahukan soal penyakitku. Kita tahu bahwa
disetiap pertemuan selalu ada perpisahan, entah itu perpisahan jarak, waktu,
dan dunia (alam yang berbeda). Terima kasih untuk selama ini, karena telah
memberiku berbagai kebahagiaan serta kenangan manis yang tak akan pernah
kulupakan. Ingat janji ini? ‘’Aku akan selalu mencintaimu untuk kemarin, hari
ini, esok, dan selamanyanya.’’ Janji manis yang kita ikrarkan setiap saat
ketika bersama. Dan aku juga berharap cinta kita seperti bunga Baby’s Breath
bunga yang memiliki makna cinta sejati yang tak pernah berakhir. Tapi
sepertinya Tuhan berkata lain cinta kita harus berakhir sampai disini, tetapi
itu semua tidak benar meskipun cinta kita menentang Tuhan aku akan selalu
mencintaimu seperti janji kita dan bunga Baby’s Breath dan kuharap kaupun sama
meskipun sekarang dunia kita telah berbeda. Selamat tinggal Iqbaal semoga Tuhan
mempertemukan kita di surga nanti :).
Isi singkat dari surat yang dibuat oleh (namakamu)
untuk pujaan hatinya Iqbaal. Dia masih tidak menerima kenyataan yang sudah ada,
kenyataan yang merebut (namakamu) dari pelukannya. Dan jika memang ada yang
bisa membuatnya tersenyum kembali, itu hanyalah sosok malaikat yang selama ini
ada dalam kehidupannya, Nadya.
Kisah cintanya dan Nadya tidak berakhir
seperti apa yang diharapkan oleh keduanya. Kalian tahu kita didunia ini hanya
sebagai Monopoli yang dimainkan oleh Tuhan. Meskipun kita tahu bahwa didunia
ini tetap berjalan berbagai peraturan yang berlaku Tuhan tetap Tuhan, karena
Tuhan yang memainkannya jadi terserah dia apa yang ingin dilakukannya pada
permainannya sendiri. Walaupun Tuhan juga pasti menginginkan hal yang terbaik
dan kebahagiaan yang terjadi pada setiap hidup hambanya.
Peluk dan salam hangat~
Imajiandara
Peluk dan salam hangat~
Imajiandara
Komentar
Posting Komentar